NU Dan Perkembangan Nilai Ajaran Aswaja Beserta Pengaruhnya Terhadap Aqidah Masyarakat Di Perumahan SBG Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung
NU DAN PERKEMBANGAN NILAI AJARAN ASWAJA BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP AQIDAH MASYARAKAT DI PERUMAHAN SBG DESA CIHANJUANG KECAMATAN CIMANGGUNG
Oleh :
Natasha Ravena Monica Firdaus
E-mail : natasharavena@gmail.com
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Falah Cicalengka-Bandung
Jl. Kapten Sangun No. 06 Cicalengka-Bandung 40395 Telp. 022-7948748
ABSTRAK
Aswaja adalah golongan yang setia pada as-sunnah dan al-jama’ah yaitu Islam yang diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah SAW bersama para sahabat sepeninggal beliau. Dalam rangka untuk mengetahui gambaran besar tentang aswaja, khususnya yang berkembang di Perumahan Satria Bumintara Gumilang serta pengaruhnya terhadap akidah masyarakat melalui nilai ajaran aswaja yang dikembangkan, dalam hal ini secara garis besar penulis akan membahas tentang “Nahdatul Ulama dan Perkembangan Nilai Ajaran Aswaja Beserta Pengaruhnya Terhadap Akidah Masyarakat di Perum SBG Parakanmuncang Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung.” dimana tujuan dari penulisan ilmu ini adalah agar seseorang dapat mengetahui aswaja serta nilai ajarannya yang dikembangkan khususnya di Perumahan Satria Bumintara Gumilang. Tehnik penelitian sendiri menggunakan tehnik analisis lapangan, serta dilengkapi dengan beberapa sumber lain yang penulis anggap tehnik paling tepat dalam mengumpulkan data-data yang telah terkumpul kemudian disimpulkan.
ABSTRACT
Aswaja is a group that is loyal to the Sunnah and Jama’ah namely Islam taught and practiced by the Prophet Muhammad with his best friend after he left. To find out all about aswaja, especially those developing in Satria Bumintara Gumilang Recidence, and its influence on the faith of the society through the aswaja teaching values developed,in this case the author will discuss about “Nahdatul Ulama dan Perkembangan Nilai Ajaran Aswaja Beserta Pengaruhnya Terhadap Akidah Masyarakat di Perum SBG Parakanmuncang Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung.” the purpose of writing this knowledge is so that one can know aswaja and the teachings that were developed specifically in Satria Bumintara Gumilang Recidence. Research techniques had location analysis techniques, and equipped with several other sources which the autor considers the most appropriate technique in collecting data then concluded.
Keywords: Aswaja, Teachings, Religious, Islam, Society.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, bahkan jumlah Muslimnya terbesar di dunia. Walisongo dengan ajaran Aswaja yang dibawa oleh mereka, berhasil mendialogkan ajaran Islam yang berasal dari Arab dengan tradisi masyarakat Indonesia (Nusantara). Jelasnya, tidak merubah tradisi masyarakat yang sudah ada dan berlangsung, tetapi mewarnai sehingga melahirkan tradisi baru keislaman masyarakat nusantara. Menurut KH. Said Aqil Siradj, ia memaknai Aswaja sebagai manhajul fikrah (metodologi berpikir). Menurutnya, aswaja bukan lagi hanya sebuah pemahaman kegamaan, tetapi pandangan hidup seseorang dalam menyikapi berbagai macam persoalan: sosial, politik, ekonomi, kebangsaan yang bertumpu pada metode tawasuth, tawazun, tasamuh.
NU sebagaimana kita ketahui, merupakan wadah untuk mempersatukan diri dan perjuangan dalam memelihara, melestarikan, mengembangkan, meneguhkan, dan mengamalkan ajaran aswaja di Indonesia. Diantara organisasi keagamaan, NU merupakan suatu organisasi Islam terbesar di Indonesia serta paling konsisten dalam menjalankan amalan aswaja. Sampai kini, konsistensinya pada gerakan kultur tetap menjadi warna istimewa NU dalam memanfaatkan misi sosial dan keagamaannya. Ajaran yang diajarkan di pengajian, ceramah umum, lembaga pesantren dan madrasah NU tetap dalam garis ajaran aswaja baik aqidah, ibadah, mu’amalah, maupum amaliyahnya.
Sejalan dengan hal itu, untuk mengetahui sejauh mana perkembangan aswaja dan ajaran aswaja yang berkembang di suatu daerah terkhusus daerah Cihanjuang, penulis berusaha untuk menganalisis suatu masyarakat yang mayoritas penduduknya adalah warga NU. Salah satu yang menjadi bahan analisis penulis adalah masyarakat yang tinggal di perumahan Satria Bumintara Gumilang Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Adanya penelitian ini ditujukan agar kita mengetahui sejauh mana perkembangan aswaja dan nilai ajaran aswaja yang membudaya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan perumahan tersebut. Dengan adanya kesadaran, pemahaman dan niat untuk melestarikan (sampai dengan anak cucu nanti) mengenai nilai ajaran aswaja ini, diharapkan akidah keislaman kita tidak goyah dan tidak terombang ambing meskipun sedang berpijak di arus modernisasi zaman now.
B. METODE
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Perumahan Satria Bumintara Gumilang Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini difokuskan kepada perkembangan aswaja beserta penerapan ajaran aswaja di daerah tersebut, sebagai peningkatan wawasan tentang apakah nilai ajaran aswaja sudah berkembang dengan baik atau sebaliknya.
b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian termasuk dalam kategori penelitian survei lapangan yaitu salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian (dalam bentuk opini dan atau fakta) yang berhubungan langsung dengan apa yang diamati. Penelitian survei lapangan ini memiliki tujuan utama yakni untuk mengetahui gambaran umum.
c. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah dengan cara mengumpulkan serta menganalisis data.
Gambar 2 Remaja Masjid
Gambar 3 Yasinan Rutin Ibu-Ibu
Gambar 4 Peserta Tahfidz Qur’an Putri
Gambar 5 Peserta Tahfidz Qur’an Putra
Gambar 6 Pesantren Kilat
Gambar 7 Pengurus DKM Masjid Jamie’ Najmul Akbar
Gambar 8 Anak-Anak Mengaji Di Masjid
Gambar 9 Anak-Anak Peserta Pesantren Kilat
Gambar 10 Anak-Anak Mengaji Di TPA
Gambar 11 Mengaji Al-Barjanji
Gambar 12 Lomba Membuat Tumpeng Dalam Rangka Maulid Nabi SAW
Gambar 13 Peran Ulama (Mengarahkan dan Membimbing Masyarakat)
Gambar 14 Muludan
Gambar 15 Guru SDS Syania Beserta Peserta Lomba PAI
Gambar 16 Santri Pondok Tumarintis
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah. Pada dasarnya, organisasi dijadikan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Organisasi Islam di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dipelajari, mengingat bahwa oraganisasi islam merupakan representasi dari umat Islam yang menjadi mayoritas di Indonesia. Organisasi Islam hadir dengan membawa sebuah pengaruh yang luar biasa serta pembaharuan bagi bangsa Indonesia, NU adalah salah satu organisasi terbesar yang hingga kini tetap eksis sebagai wadah untuk mempersatukan diri dan perjuangan dalam memelihara, melestarikan, mengembangkan, meneguhkan, dan mengamalkan ajaran aswaja di Indonesia.
Alasan peneliti untuk menganalisa NU beserta nilai ajaran aswaja yang berkembang di Perumahan Satria Bumintara Gumilang Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang adalah karena organisasi ini merupakan salah satu organisasi yang berpengaruh terhadap perkembangan aswaja di bumi Nusantara. Ajaran yang diajarkan di pengajian, ceramah umum, lembaga pesantren dan madrasah NU tetap dalam garis ajaran aswaja baik aqidah, ibadah, mu’amalah, maupun amaliyahnya.
Berikut adalah penjabaran hasil analisa yang telah dilakukan oleh peneliti.
Masyarakat dan Kepercayaan yang di Anut
Masyarakat yang tinggal di Perumahan SBG adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai macam latar belakang, suku, serta agama yang berbeda, hal itu terjadi karena banyaknya penduduk yang berasal dari luar daerah bahkan luar provinsi yang kemudian menetap disini. Mulai dari suku Sunda, Jawa, Batak, Bali, bahkan penduduk dari mancanegara. Agamanya pun beragam, yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Budha, juga agama Kepercayaan. Namun dari perbedaan itu, tidak lantas membuat kerukunan dan persatuan ditengah-tengah masyarakat menjadi terancam, melainkan sebaliknya. Masyarakat di perumahan ini rukun dan damai, terbukti dengan lancarnya berbagai kegiatan adat ataupun hari raya dari masing-masing agama. Tidak adanya gerakan garis keras, unjuk rasa ataupun intoleran yang mengakibatkan perpecahan umat, melainkan masyarakat di perumahan ini memiliki toleransi dan semangat berbhineka tunggal ika yang tinggi.
NU dan Nilai Ajaran Aswaja yang Berkembang
Di perumahan SBG ini, NU hadir sebagai manhajul fikrah yang senantiasa mewarnai aktivitas masyarakat, kekentalan paham aswaja di perumahan ini nampak jelas, terbukti dengan berlangsungnya amalan-amalan ataupun kegiatan yang menjadi ciri khas aswaja di lakukan dengan rutin, baik itu durasinya setiap hari, setiap minggu, setiap bulan bahkan di hari-hari tertentu yang menjadi hari penting bagi umat Islam. Beberapa diantaranya adalah:
Shalawatan atau pupujian Nabi dilakukan setiap hari oleh masyarakat di perumahan ini. Dilakukan dan dikumandangkan melalui speaker masjid 15 menit sebelum shalat, saat mengaji, sebelum yasinan di malam Jum’at, menunggu jamaah hadir di masjid ketika ada kajian rutin, bahkan menjadi bahan wajib yang di kumandangkan ketika ada beberapa kegiatan islami seperti tablig akbar, istighosah, maulid Nabi, dan lain sebagainya.
Gambar: yasinan rutin ibu-ibu setiap malam Jum’at
Yasinan biasa dilakukan setiap malam Jum’at oleh masyarakat perumahan SBG. Dilakukan oleh seluruh kalangan (tua, muda, laki-laki, perempuan), adapun tempat pelaksanaannya beragam, yaitu di rumah warga (bergilir), di masjid, di madrasah, bahkan di pondok. Tidak hanya itu, Yasinan juga biasa diadakan apabila ada diantara masyarakat berbagi rasa syukur (tasyakur bi nikmat) seperti acara syukuran rumah, 7 bulanan, khitanan, siraman nikah, dan lain-lain. Serta diadakan ketika masyarakat di rundung duka seperti adanya salah satu warga yang meninggal.
Gambar: Mengaji Al-Barjanji
Para santri yang mengaji di pondok dan TPA biasa membaca Al-Barjanji setiap hari sebelum kegiatan mengaji dimulai, adapun mayoritas dari masyarakat di perumahan SBG membaca Al-Barjanji di malam Jum’at, yang biasanya di bacakan sebelum yasinan atau setelah mengaji surah Al-Kahf.
Gambar: Para Santri Remaja Pondok Tumarintis
Kitab kuning biasa di pelajari oleh para santri dari kalangan remaja. Kegiatan mengaji ini dilakukan ba’da ashar dan ba’da maghrib di pondok, TPA, dan masjid. Dibimbing oleh ustadz dan guru yang telah menguasainya.
e. Istighosah
Gambar: Istighosah Pada Saat Pergantian Tahun Baru Masehi 2019
Istighosah biasa di adakan di bulan-bulan tertentu atau dihari yang bertepatan dengan hari yang dinilai penting oleh Islam. Seperti menyambut bulan Ramadhan, santunan anak yatim, bulan Rajab, bulan Muharram, dan lain sebagainya. Selain di hari yang dianggap penting oleh orang Islam, istighosah juga biasa di adakan di hari-hari biasa. Seperti belum lama ini istighosah sempat di gelar bertepatan dengan malam tahun baru masehi. Hal ini dilakukan untuk mendorong para masyarakat agar malam akhir dipenghujung tahun lebih berkesan dan bernilai ibadah karena mengalokasikan waktunya kepada hal yang lebih bermanfaat ketimbang berkeliaran di sepanjang jalan sembari meniup terompet dan menyalakan petasan yang memang bukanlah menjadi tradisi dan ajaran umat Islam.
Gambar: Juri Lomba Membuat Tumpeng Maulid Nabi SAW di SDS Syania
Gambar: Siswa dan Siswi Sekolah Dasar Antusias Mengikuti Kegiatan Maulid Nabi SAW
Muludan biasa di gelar dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Di perumahan ini, waktu pelaksanaan muludan dilaksanakan secara fleksible, terkadang sebelum hari kelahiran Nabi, tepat pada malam kelahiran Nabi, atau beberapa minggu setelah kelahiran Nabi (wajtu dan teknis pelaksanaannya tergantung kepada kesepakatan para Ulama, Umara, dan masyarakat melalui musyawarah). Selain di isi dengan tausyiah, dalam rangka memperingati maulid Nabi biasanya beberapa lembaga pendidikan seperti sekolah dasar yang berada di komplek perumahan SBG antusias mengadakan lomba-lomba berbau Islam untuk anak-anak seperti lomba kaligrafi, lomba adzan, lomba cerdas cermat, lomba membuat tumpeng, lomba hafalan Qur’an dan lain sebagainya. Sekalipun jika pada pelaksanaannya lewat dari hari kelahiran Nabi, hal itu tidaklah mengurangi kecintaan terhadap Nabi SAW dan kekhidmatan para jamaah yang menghadiri acara ini.
g. Pengajian anak-anak
Gambar: Anak-Anak Sedang Mengaji di TPA
Gambar: Anak-Anak Sedang Mengaji di Masjid
Pengajian anak-anak dilakukan di beberapa tempat, diantaranya ada yang di masjid, TPA, bahkan pondok (mengingat luasnya komplek perumahan SBG). Adapun materi yang biasa di kaji adalah IQRO’, huruf hijaiyah, dasar-dasar tajwid, cerita para Nabi, serta hafalan yang dinilai sepadan untuk daya serap anak-anak. Metode yang digunakan oleh para pengajar yaitu dengan menggunakan metode tradisional seperti sorogan dan bandongan. Media yang digunakanpun masih sederhana, yaitu berupa media papan tulis.
h. Pesantren Kilat
Gambar: Remaja Masjid Sebagai Panitia Pesantren Kilat
Gambar: Peserta Tahfidz Qur’an Putri Saat Pesantren Kilat
Gambar: Anak-Anak Putra dan Putri Peserta Pesantren Kilat
Gambar: Peserta Tahfidz Qur’an Putra Saat Pesantren Kilat
Gambar: Panitia dan Peserta Pesantren Kilat
Gambar: Pengurus DKM Masjid Jamie’ Najmul Akbar Ikut Berpartisipasi Dalam Acara Pesantren Kilat
Pesantren kilat biasa di adakan selama bulan Ramadhan, namun baru-baru ini para remaja masjid beserta DKM Masjid berinisiatif untuk mengadakan pesantren kilat diluar bulan Ramadhan, seperti ketika hari libur sekolah. Hal ini ditujukan agar setiap peserta terutama dikalangan anak-anak dapat memanfaatkan waktu liburan sekolahnya dengan kegiatan positif dan tentunya ilmu yang bermanfaat. Di perumahan SBG sendiri materi yang lebih di tekankan adalah tentang amaliah-amaliah aswaja dan hafalan Qur’an juz 30.
Di perumahan SBG sendiri, masyarakat biasa melakukan kajian bersama di masjid. Waktu pelaksanaannya yaitu setiap hari selasa dan kamis ba’da ashar untuk ibu-ibu dan ba’da magrib untuk bapak-bapak. Adapun materi pembahasan yang lebih dalam dipelajari yaitu seputar fiqh.
j. Qosidahan dan Marawis
Qasidah dan marawis merupakan kesenian Islam yang masih dibudayakan oleh masyarakat di perumahan ini. Qasidah biasanya dipelopori dan dikembangkan oleh ibu-ibu komplek, sementara marawis banyak diminati dan dikembangkan oleh santri dari kalangan anak muda (remaja).
Peran Masyarakat Dalam Mengembangkan Ajaran Aswaja
Ajaran aswaja akan terus berkembang dan istiqomah di amalkan apabila adanya kerjasama dan kekompakkan yang digemakkan oleh seluruh penduduk yang tinggal di suatu daerah, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat luas. Adapun masyarakat yang tinggal di perumahan SBG dengan mayoritas penduduk memeluk agama Islam telah sejak dulu kala diwadahi oleh NU. Sehingga tidak menjadi sesuatu yang mengherankan apabila ajaran dan amalan aswaja masih terasa kental dan nyata dirasakan di perumahan ini sekalipun kebanyakan latar belakang dari setiap penduduk bukanlah jebolan pesantren. SDS Syania adalah salah satu contoh dari impian dan harapan masyarakat di sekitar sini. Sekalipun status sekolah hanyalah ‘swasta’, namun sekolah ini mampu bersaing dan tidak kalah unggulnya dengan sekolah IT yang memang lebih profesional dalam menjalankan misi dakwah keagamaan di ranah pendidikan formal. SD Plus Syania telah menunjukkan taringnya bahwa sekolah dengan keterbatasan dan status ‘swasta’ sekalipun bisa berdaya saing dan memiliki visi misi mulia yaitu mengembangkan dan menerapkan nilai ajaran aswaja sedini mungkin terhadap anak-anak. Program yang di unggulkan di sekolah ini adalah Hafidz Qur’an, dimana setiap siswa wajib memiliki hafalan minimal juz 30 untuk semua tingkatan (kelas 1-6). Bahkan sebelum KBM dimulai, setiap siswa sudah terbiasa melakukan BTQ dan shalat dhuha, satu jam setengah sebelum pembelajaran siswa diarahkan dan dibimbing pemahamannya untuk mengenal agama yang dianutnya beserta dengan penerapan amaliah sehari-hari yang tidak boleh ditinggalkan seperti membaca asmaul husna, do’a bersama, dan lain sebagainya, dihari-hari tertentu siswa diberi tambahan materi berupa keputrian (untuk putri) yang biasa dilakukan setiap hari Jum’at ketika siswa putra melakukan ibadah Jum’atan, dan juga bina akidah dan akhlak lima belas menit sebelum KBM dimulai yang dimotori oleh guru kelas masing-masing. Bukan main, tidak sedikit sekolah inipun selalu memboyong piala diberbagai macam cabang lomba (khususnya PAI) atas perjuangan yang dirintis oleh sekolah dan masyarakat, seizin Allah.
Masyarakat disini tidak cukup memberikan pendidikan formal terhadap anak-anaknya, para orang tuapun mempercayakan pendidikan anak-anaknya ke beberapa TPA dan Pondok di perumahan SBG ini, tercatat ada 1 pondok, 4 TPA serta lebih dari 5 mushala dan masjid yang dijadikan institusi pendidikan untuk menerima pelajaran seputar agama Islam yang berhaluan Aswaja.
Dari penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat yang ada di perumahan Satria Bumintara Gumilang dengan mayoritas Muslim berhaluan aswaja, sampai saat ini masih melakukan nilai ajaran aswaja, bahkan dalam pengembangannya tidak hanya satu kubu saja yang aktif menyemarakkan amalan ini, melainkan seluruh lapisan masyarakat dari yang muda sampai dengan yang tua, laki-laki maupun perempuan, pendidikan formal maupun informal, semua elemen masyarakat yang ada di perumahan SBG ini turut serta dalam berupaya untuk terus mempertahankan dan mengembangkan nilai ajaran aswaja, setiap anak-anakpun telah diarahkan, dibimbing, dan dikenalkan dengan aswaja beserta nilai ajarannya sedini mungkin, hal ini sangat berpengaruh sekali terhadap akidah masyarakat sendiri yaitu kepercayaan dan keteguhan mereka tetap kokoh dengan keaswajaan yang mendarah daging menjadi manhajul fikrah ditengah-tengah latar belakang masyarakat yang majemuk.
Daftar Pustaka
Al Munawar Said Agil Husin. (2018). ASWAJA Dalam Visi Kebangsaan. Bandung.
Keith Davis. (1962). Human Relations at Work. London. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Organisasi
Kristeva Nur Sayyid Santoso. (2014). Sejarah Teologi Islam dan Akar Pemikiran Ahlussunah Wal Jama’ah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Organisasi Sosial Keagamaan dalam Perkembangan Islam di Indonesia. https://youchenkymayeli.blogspot.com/2012/10/organisasi-sosial-keagamaan-dalam. html?m=1
Wakil Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU. (2019). NU, ASWAJA dan ISLAM NUSANTARA. https://imnu.or.id/dakwah/nu-aswaja-dan-islam-nusantara-sebuah-proses-panjang-da n-terus-berkembang.html (diakses pada 04 Januari 2019, pukul 06.56)
Comments
Post a Comment